Lapahlapah, Bandarlampung: Sejumlah warga yang beralih ke jaringan gas PGN menyampaikan pengalaman positif selama menjadi pelanggan.
“Saya hitung, pakai PGN hanya setara tiga sampai empat tabung LPG. Lebih hemat dan praktis,” ujar Sarji, warga Sukarame, Minggu (27/4/2025).
Selain hemat, Sarji juga menyoroti kemudahan penggunaan dan keamanan instalasi gas PGN di wilayahnya.
“Kalau terjadi kebocoran, gas PGN lebih cepat terdeteksi. Pemipaan di sini juga dalam kondisi baik,” tambahnya.
Menurutnya, pelayanan PGN sejak awal sangat baik. Proses pendaftaran dilakukan cepat karena dekat dengan pusat layanan.
Sarji berharap PGN tetap meningkatkan pelayanan, mengingat jumlah pelanggan bertambah setiap tahun di wilayahnya.
“Sebagai pelanggan awal, kami ingin tetap diperhatikan. Sosialisasi ke masyarakat lain juga harus diperbanyak,” katanya.
Deni Hakim, warga Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, pelanggan PGN sejak 2017 juga mengungkapkan hal serupa.
“Saya menjadi pelanggan PGN sejak awal pembukaan di Lampung, dengan harga Rp4.750 per satu kubik,” katanya.
Sebelum menggunakan PGN, Deni bergantung pada gas melon. Ia kerap kesulitan saat gas LPG menjadi langka.
“Kalau tengah malam mau masak, sekarang tidak repot lagi. Gas selalu tersedia dengan jaringan PGN, tagihan PGN hanya 70-80 ribu per bulan. Kalau LPG, bisa habis tiga sampai empat tabung,” jelasnya.
Untuk pembayaran, Deni memanfaatkan banyak pilihan. Bisa di minimarket, aplikasi PGN Mobile, atau mobile banking.
“Pembayaran sangat mudah. Sekarang cukup lewat aplikasi, tidak perlu antre lagi di minimarket,” katanya.
Renaldi, warga Jalan Tupai, Kedaton, juga mengaku puas setelah beralih ke jaringan gas dari PGN.
“Sempat khawatir soal kebocoran, tapi alhamdulillah sampai sekarang aman, bayar lewat m-banking jauh lebih praktis. Tidak perlu repot lagi keluar rumah hanya untuk bayar,” tambahnya.
Renaldi mengungkapkan bahwa gas selalu tersedia, bahkan pada tengah malam atau saat pasokan gas melon langka.
Untuk tagihan bulanan, Renaldi menyebutkan biaya bervariasi, tergantung pemakaian harian keluarga di rumah.
“Paling murah Rp25.000, paling mahal Rp98.000. Tidak pernah sampai seratus ribu,” katanya.